Pemanfaatan Iluminasi Manuskrip Sebagai Bahan Motif Batik Minangkabau Melalui Lembaga SURI

                                     

 

Manuskrip atau naskah merupakan tulisan tangan yang umurnya berpuluhan tahun dan menjadi warisan kebudayaan yang harus diletastarikan. Rabu, 02 November lembaga SURI (Surau Intellectual for Conservation) melakukan pameran dengan judul “Pemanfaaatan Iluminasi Naskah Kuno Menjadi Motif Kain Khas Minangkabau”. Pameran ini diadakan di Perpustakaan Universitas Andalas lantai 3, tepatnya di Minangkabau Corner. Lembaga SURI merupakan lembaga yang berkontribusi dalam pengembangan kebudayaan di Minangkabau, lembaga SURI juga melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah di Sumatera Barat. Selain itu SURI juga menjalin kerja sama dengan dinas-dinas lain seperti dinas perpustakaan dan kearsipan. SURI sendiri merupakan lembaga yang bergerak dalam kajian Minangkabau yang berfokus pada manuskrip-manuskrip yang ada di Sumatera Barat.

Pameran ini sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan oleh SURI, sebelumnya SURI juga mengadakan seminar. SURI sendiri telah mengadakan pelatihan-pelatihan. Dalam pelatihan ini, SURI memilih 20 orang untuk membatik, dan peserta tersebut adalah orang-orang yang berkegiatan di bidang UMKM atau pengrajin batik. Tujuan ini tidak lain adalah untuk menambah motif batik pada batik Minangkabau. Hal ini terjadi karena motif batik yang ada di Sumatera Barat tidak jauh dari motif Rumah Gadang atau rangkiang. Seolah-olah hanya motif itulah yang dapat dihasilkan oleh pengrajin batik di Minangkabau.

Penelusuran yang di dilakukan di lapangan, membuktikan bahwa para pengrajin batik mengaku bahwa mereka kekurangan ide dalam membuat batik. Oleh sebab itu, salah satu dosen Universitas Andalas, yaitu Bapak Pramono menemukan dan mengembangkan salah satu ragam hias yang bisa dijadikan motif batik atau motif kain. Selain itu, motif ini juga dapat digunakan sebagai motif jilbab, selendang, tas, baju, dan lain sebagainya. Hal ini sangat membantu para pengrajin batik di Minangkabau, sebab masyarakat Minangkabau terkenal dengan sifatnya yang pragmatis. Mereka tidak akan spontan mengatakan bahwa motif sebuah batik, merupakan motif Minangkabau.

Sebagai bahan utama dalam kegiatan ini adalah manuskrip. Dalam manuskrip terdapat iluminasi, iluminasi yang dimaksud adalah ragam hias yang dapat direka ulang menjadi motif batik dan kemudian dijadikan baju batik.

Salah satu manuskrip yang dijadikan iluminasi pada batik, yaitu manuskrip Tuanku Imam Bonjol. Batik ini dapat dijadikan pakaian berupa baju kemeja bagi pria dan baju kurung atau basiba bagi wanita. Jika dilihat lebih dekat, motif pada batik ini sangat unik. Pada bagian tengah baju, terdapat motif seperti bunga yang diberikan warna merah, putih, dan hitam. Kemudian pada sisi kiri dan kanan, terdapat motif seperti orang dengan keadaan terbalik, warna yang mendominasi adalah putih dan dipadukan dengan hitam. Warna yang dominan pada batik ini adalah cokelat. Selain itu, terdapat motif pada jilbab, kaos, kain, dan tote bag. Salah satu orang yang berkontribusi dalam kegiatan reka ulang ini adalah bang Alun. Beliau yang menjadi ilustrator dalam iluminatif batik tersebut. Bahkan beliau diminta untuk mendesain motif baju Gubernur Sumatera Barat. Lembaga SURI merupakan lembaga yang bergerak dalam pengembangan kebudayaan, salah yang termasuk didalamnya adalah digitalisasi, seperti digitalisasi manuskrip, benda-benda kebudayaan, kemudian ada juga penerbitan buku melalui pengkajian tradisi dalam Sumatera Barat.

Perlu diketahui, bahwa dalam proses pembuatan batik ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Sebab proses ini dimulai dari menemukan membaca manuskrip, dan manuskrip yang dibutuhkan biasanya banyak. Dalam proses ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, setelah itu mulailah proses membatik. Dalam proses ini memakan watu 1-2 bulan. Oleh sebab itu tidak mudah dalam membuat motif ini, karena memakan waktu yang lama dan proses yang Panjang. Sudah seharusnya sebagai generasi yang akan mewarisi negara ini, kita belajar mencintai budaya dalam negeri kita sendiri, dan menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap kekayaan negeri kita. Sehingga akan banyak karya yang dapat dihasilkan demi mengarumkan nama negera dan melestarikan warisan kebudayaan milik kita sendiri.

 

 

 

 

 


Komentar